Jumat, 24 Mei 2013

Ini Dia Alasannya Kenapa Perempuan Lebih Banyak Bicara daripada Lelaki!

Jangan harap menemukan ketenangan saat sedang berkumpul dengan semua teman perempuan. Ya, rasanya nggak berlebihan jika beberapa orang mengeluarkan pernyataan seperti itu. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perempuan banyak bicara, tapi hampir setiap perempuan pada umumnya akan lebih senang berbicara dibandingkan dengan laki-laki.
Sebuah penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland menemukan kenyataan bahwa perempuan berbicara 3 kali lipat lebih banyak daripada laki-laki. Dalam satu hari, rata-rata perempuan mengeluarkan 13.000 sampai 20.000 kata sedangkan laki-laki hanya 7.000 kata. So, nggak heran kan kalau kita nggak pernah merasa kesepian berada di sekliling teman-teman perempuan.
Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa salah satu sebab yang membuat perempuan memproduksi kata lebih banyak daripada laki-laki adalah adanya kadar satu jenis protein berlebih dalam otak perempuan yang terkait dengan kemampuan berbicara. Sedangkan pada otak laki-laki kadar protein tersebut berjumlah lebih sedikit.
“Hingga saat ini hasil penelitian tentang kemampuan berbicara antara laki-laki dan perempuan masih menjadi perdebatan. Belum ada satupun penelitian yang bersifat mutlak. Hasil satu penelitian dibantah oleh penelitian lainnya. Jadi, semua hasil penelitian masih harus dilihat berdasarkan tempat penelitian dan kecenderungan budaya sekitar yang memengaruhi,” Kushartanti menjelaskan.
Tapi, ketika ditanya ‘ apakah setuju jika dikatakan perempuan lebih cerewet daripada laki-laki’, perempuan yang biasa disapa Kiki ini pun setuju dan mengiyakan bahwa perempuan memang lebih cerewet dari laki-laki. “Ya, saya setuju jika dikatakan perempuan lebih cerewet dari laki-laki karena memang saya pun merasakannya. Tapi, untuk faktor penentu, saya lebih cenderung menyebut bahwa lingkungan dan budaya yang menjadi penyebabnya. Kita ambil contoh saja di lingkungan terdekat. Biasanya saat kita bertemu laki-laki yang agak aktif berbicara, lingkungan sekitar akan memberika respon, ‘Kok jadi laki-laki cerewet sih’. Hal-hal seperti inilah yang akhirnya membuat laki-laki “seolah” malas untuk berbicara banyak,” ujar Kiki, yang saat ini tengah menyelesaikan disertasi mengenai kemampuan berbahasa perempuan dan laki-laki.
Bukan hanya faktor lingkungan dan budaya yang pada akhirnya membentuk perempuan menjadi ‘makhluk cerewet’ karena ternyata orangtua juga memegang peranan penting. “Tidak bisa dipungkiri, orangtua juga banyak berperan dalam membuat kita (perempuan) menjadi lebih aktif berbicara. Saat masih anak-anak, orangtua (khususnya Ibu) biasanya akan berbicara lebih panjang kepada anak perempuannya daripada saat berbicara pada anak laki-lakinya. Ini juga menjadi salah satu faktor yang membuat perbendaharaan kata perempuan lebih banyak dan membuat kita lebih aktif berbicara. Namun, tidak semua perempuan cerewet dan laki-laki pendiam. Ada juga perempuan pendiam dan laki-laki cerewet. Bahwa pada akhirnya si perempuan pendiam bisa menjadi sosok cerewet pada suatu masa, tentu ada satu faktor yang memicunya untuk menjadi cerewet. Dan itu kembali lagi kepada faktor lingkungan sosial dan budaya,” Kiki kembali menjelaskan.
Sebagai perempuan tentu kita nggak pernah meminta untuk dilahirkan lebih aktif berbicara dibandingkan laki-laki, namun ternyata kondisi sosial, budaya, dan anatomi tubuh mendukung kita untuk lebih produktif berkata-kata. Jadi, nggak perlu menyangkal lagi kan kalau suatu saat ada yang bilang kamu bawel. Selama anugerah cerewet dan bawel yang kita miliki tidak mengganggu orang lain dan justru membawa dampak positif serta keuntungan, rasanya nggak perlu marah kan dengan julukan ‘cerewet’ yang diberikan oleh orang-orang di sekitar.

Kamis, 23 Mei 2013

Alasan Pria Suka Wanita Karier

Di masa lalu, konsep pria sebagai kepala keluarga adalah mutlak. Karena mereka satu-satunya anggota keluarga yang bekerja. Tapi di zaman sekarang ini, baik pria maupun wanita, kebanyakan sama-sama bekerja mencari nafkah.

Pria sendiri memiliki beberapa alasan mencintai wanita yang bekerja. Mau tau alasannya, lihat berikut ini yang dikutip dari boldsky.
Memahami pekerjaan

Wanita yang bekerja memahami tekanan kerja suaminya. Inilah yang diharapkan pria. Pria senang istri yang memahami kondisi pekerjaan mereka yang mengharuskan pulang larut malam.
Berbagai tanggungan

Sangat berat menanggung semua beban keluarga di satu tangan. Sehingga penting bagi istri ikut bekerja untuk mendukung pendapatan suami. Jika Anda berbagi biaya satu sama lain, akan meringankan beban suami.


Menabung lebih banyak

Jika penghasilan lebih maka tabungan juga lebih banyak. Karena salah satu penghasilan bisa untuk biaya kehidupan sehari-hari dan penghasilan satunya untuk tabungan.
Bisa mengatur

Dengan memiliki pekerjaan, wanita bisa lebih mandiri dan tidak perlu selalu harus diberi uang saku oleh suami.
Berpikir positif

Kebanyakan pria percaya bahwa seorang istri yang bekerja memiliki pola pikir yang lebih baik daripada istri tidak bekerja.

Senin, 20 Mei 2013

6 Bagian Tubuh Ini Terasa Sakit Saat Patah Hati

Pernah merasakan patah hati? Organ hati memang merupakan bagian pertama yang mengalami sakit saat kita menderita patah hati. Tapi tahukah kalian bahwa sebenarnya bagian tubuh lain juga menerima dampak saat kita merasakan sakit hati. Ini dia 6 bagian tubuh ikut merasakan sakit saat kita mengalami patah hati, dilansir dari WomansHealth:
1. Otak
Saat patah hati bagian otak yang bernama secondary somatosensory cortex akan ikut terpengaruh. Akibatnya akan muncul gejala seperti rasa pegal, nyeri otot dan ketidaknyamanan lain akibat adanya reaksi di bagian otak tersebut.
2. Sistem Hormonal
Saat pasangan mengucapkan kata-kata perpisahan, kelenjar adrenal akan bereaksi dengan cara mengaduk berbagai jenis hormon seperti kortisol dan adrenalin sebagai dampak dari stres. Kuantitas hormon yang dilepaskan tergantung dari tingkat stres yang dialami, dan bahkan dapat meningkatkan tekanan darah.
3. Sistem Imun
Kalimat “putus” juga dapat merangsang sistem daya tahan tubuh untuk bereaksi secara berlebihan. Akibatnya, terjadi kerusakan sel akibat peradangan . Bagian sistem imun yang berfungsi memerangi infeksi menjadi tidak stabil, sehingga mudah mengalami keluhan panas dingin atau meriang.
4. Perut
Beberapa orang pasti pernah mengalami perut mulas saat mendengar ajakan untuk putus. Ini adalah pengaruh stres yang akhirnya merangsang naiknya asam lambung dalam perut. Tak hanya itu, otak pun akan mengirimkan sinyal untuk tetap kenyang yang berujung pada hilangnya nafsu makan.
5. Rambut
Saat patah hati, beberapa kantung rambut akan mengalami fase telogen effluvium atau fase istirahat dan berhenti tumbuh untuk sementara. Bahkan dalam tingkat stres tertentu dapat menyebabkan kerontokan rambut yang cukup parah.
6. Kulit
Gangguan yang paling sering terjadi pada kulit saat mengalami patah hati adalah jerawat. Ini terjadi akibat hormon stres yang berlebihan dan dapat menyumbat pori-pori yang dilalui pembuluh darah. Selain memunculkan jerawat, hal ini juga dapat mengakibatkan bintik-bintik merah pada wajah