Waktu Tak mungkin bisa ku hentikan, tak terasa pundakku terpikul mati
Ketika kau berikan api terasa bakar raga
Ketika kau berikan salju bekukan kalbu
Kau berikan dusta ketika ku mendaki bukit terjal nan tak berujung
Tak sadarkah kau tunjukku layak nyonya besar,kilau permata buat mu silau
Ketika berjalan Baju sobek dan kaleng rombeng terlihat dimatamu
Apapun yang kau liat kini terasa kapas,ku coba selaras tapi ku tak mampu
Berlian itu terlihat seringan kapas, sutra itu membuat mempesona tak bertepi
Sungguh kau mapan tak berpijak, hatimu penuh lumut yang menutup nurani
Maumu jadi mauku, ketika suaramu berderik ku selalu mencoba disampingmu
meskipun lelah kantuk selalu ku kandung.......
Lelah mu menjadi lelahku, jatuhmu selalu menjadi jatuhku, tangismu adalah tangisku,
Rintihanmu selalu jadi rintihanku tapi bahagimu bukan bahagiku...
ku hanya pinta sabar dan senyummu, ku tau mamamu berkehadak lain..... tapi cobalah
bersujut kembali tuhan mungkin punya jawaban lain.....
Pahitpun itu ku tersenyum
Kamu tak tahu rasanya hatiku
Selasa, 25 Juni 2013
Waktu itu terasa Pendek
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar